Info Kesehatan

Penyebab Janin Tidak Berkembang, Sering Salah Dimengerti

Selasa 2019-07-23 08:03:59

Penyebab Janin Tidak Berkembang, Sering Salah Dimengerti

Banyak orang yang salah mengartikan saat dokter memvonis bahwa janin tidak berkembang sebagai keterlambatan pertumbuhan fisik janin. Padahal dalam dunia medis yang ada hanyalah kehamilan kosong atau blighted ovum.

Seorang ibu wajib mengetahui perbedaan kehamilan kosong yang sering dianggap sebagai janin tidak berkembang dengan janin tumbuh lambat atau disebut juga dengan IUGR (Intrauterine Growth Restriction).

Penyebab janin tidak berkembang bisa terjadi karena faktor genetik dan gaya hidup. Seorang ibu wajib menjaga kesehatannya agar bayi yang dikandungnya tubuh dengan normal dan sehat, begitu pula dengan ayah juga harus menjaga gaya hidupnya untuk lebih sehat.

Blighted ovum atau kehamilan kosong adalah kondisi di mana, telur yang ada di dalam rahim berhasil dibuahi oleh sperma, tetapi ia tidak berkembang menjadi embrio, sehingga pada usia tertentu, kehamilan berhenti.

Hal ini seringkali menyebabkan keguguran dan pendarahan hebat. Blighted ovum atau yang selanjutnya disebut BO biasanya terjadi pada usia kehamilan trimester pertama. Normal dialami oleh wanita sekali dalam beberapa kali kehamilan.

Dalam kehamilan usia 5-6 minggu, seharusnya embrio sudah bisa dilihat dengan USG. Namun dalam kasus BO ini, embrio tidak hadir dan fetus hanya berkembang 18 milimeter besarnya.

Sedangkan IUGR atau intrauterine growth restriction adalah pertumbuhan fisik janin yang tidak sesuai dengan usia perkembangannya, dalam artian lain keterlambatan pertumbuhan fisik janin.

IUGR merupakan kondisi yang menandakan bahwa janin tumbuh lambat dibandingkan yang seharusnya saat berada dalam kandungan selama kehamilan. IUGR juga dikenal dengan istilah kecil masa kehamilan.

Kelainan Kromosom

Penyebab janin tidak berkembang atau kehamilan kosong yang utama adalah adanya kelainan atau masalah pada kromosom yang dipengaruhi oleh gen. Biasanya masalah ini timbul karena kualitas sperma atau telur yang buruk dan pembentukan sel yang tidak normal. Hal ini mempengaruhi tubuh untuk menghentikan proses kehamilan dan menyebabkan janin tidak berkembang.

Kualitas sperma dan telur sendiri juga dipengaruhi oleh kondisi kesehatan serta asupan nutrisi pasangan suami istri, yang pada akhirnya menjadi penyebab janin tidak berkembang.

Ketika tubuh mengalami stres atau asupan nutrisi kurang, maka kualitas sperma dan telur cenderung menurun. Selain itu, kualitas sperma dan telur ini juga dipengaruhi oleh konsumsi obat-obatan tertentu, asupan alkohol, berat badan, diet yang tidak sehat serta konsumsi rokok.

Infeksi dan Penyakit

Sealin itu, infeksi juga bisa menjadi penyebab janin tidak berkembang atau kehamilan kosong. Beberapa penyakit dan infeksi yang dialami ibu hamil juga bisa menjadi penyebab janin tidak berkembang.

Misalnya jika janin terinfeksi sifilis atau infeksi bakteri menular seksual, cytomegalovirus atau infeksi virus yang memiliki dampak signifikan ketika kekebalan tubuh lemah selama kehamilan, serta toksoplasmosis atau infeksi dengan parasit yang ditularkan terutama melalui kontak dengan hewan.

Infeksi-infeksi ini bahkan tidak hanya berbahaya bagi janin, tapi juga bagi ibu hamil. Berbagai infeksi virus maupun bakteri dapat menyebabkan gangguan penglihatan dan pendengaran juga pada ibu hamil.

Plasenta Tidak Berfungsi Optimal

Penyebab janin tidak berkembang selanjutnya adalah plasenta tidak berfungsi dengan optimal. Saat plasenta tidak berfungsi dengan normal atau insufisiensi plasenta adalah suatu kondisi ketika plasenta tidak mampu melaksanakan tugasnya selama kehamilan dengan optimal.

Pada kehamilan normal, sel telur yang telah dibuahi akan membelah dan membentuk embrio pada hari ke-10. Plasenta mulai berkembang dan terjadi peningkatan hormon kehamilan. 

Pada kasus janin tidak berkembang, sel telur yang telah dibuahi (zigot) gagal membelah diri menjadi embrio. Kehamilan kosong juga bisa terjadi ketika pembelahan sel zigot berhenti setelah menempel pada dinding rahim.

Seperti diketahui plasenta memiliki fungsi penting yakni mengirimkan suplai nutrisi dan oksigen untuk janin. Apabila terjadi kelainan atau masalah pada fungsi plasenta, maka janin pun akan mendapatkan lebih sedikit oksigen dan nutrisi. Hal inilah yang menjadi penyebab janin tidak berkembang.

Seperti yang telah disebutkan juga sebelumnya, salah satu penyebab janin tidak berkembang adalah gaya hidup yang buruk. Konsumsi obat-obatan tertentu, asupan alkohol, berat badan, diet yang tidak sehat, serta konsumsi rokok dapat mempengaruhi kualitas sperma dan telur pada pasangan suami istri.

Selain itu, pola makan, tubuh sering mengalami stress, dan asupan nutrisi juga bisa menjadi penyebab janin tidak berkembang, yang mempengaruhi cenderung menurunnya kualitas sperma dan telur.

Hal ini harus diperhatikan benar oleh ibu hamil. Selanjutnya, kebiasaan kurang mengonsumsi asam folat, baik dari suplemen maupun dari makanan sehari-hari juga turut memengaruhi perkembangan janin. Terutama di trimester pertama, asam folat sangat penting bagi proses tumbuh kembang janin, terutama di bagian saraf dan otak.